Tatkala Ketakutan Menjerumuskan Kita ke Jurang
Posted: Rabu, 01 Oktober 2014 by Divan Semesta inSahabatku, Saudaraku..
Apa Engkau
tidak merasa aneh,
Kala partaimu
membuat seminar road show mengenai monsterisasi Khilafah
dengan
membedah dan men-tidak-syarie-kan Kekhilafahan/Islamic State saat ini di Suriah-Iraq?
Apa Engkau
tidak mengerutkan dahi,
Ketika di dalam seminar-seminar –yang juga Engkau
mungkin terlibat didalamnya-- disampaikan bagaimana balatentara Kekhilafahan/IS
melakukan pembunuhan ribuan orang (padahal militer Syiah yang telah membantai
muslim), kemudian --partai mu-- menggiring opini bahwa Kekhilafahan yang ada
adalah monster menakutkan.
Maka tidakkah
Engkau berfikir?
Tidakkah
Engkau melihat sejarah pembantaian Talang Sari,
pembantaian
muslim di Tanjung Priok,
penculikan dan
pembunuhan aktivis muslim oleh Densus,
dan masih banyak jejak berdarah yang semuanya
dilakukan oleh institusi Kepolisian,
dilakukan oleh aparatur Negara?
Lantas
bagaimana bisa partaimu,
partai
pembebasan itu menjelek-jelekkan,
memonster-monsterkan
Daulah Khilafah yang ada
karena pembunuhan yang dilakukannya?
Sementara...
Engkau dan
partaimu itu tidak melakukan hal yang sama (memonsterkan NKRI dan Kepolisian)
seperti yang
Engkau dan partaimu lakukan terhadap Daulah Khilafah?
Mengapa Engkau
malah menyandingkan Mayor,
Jenderal
Polisi untuk menjadi pembicara
di dalam
Seminar-Seminar Monsterisasi Khilafahmu?
Mengapa engkau
bersikap manis dihadapan Mayor dan Jenderal Kepolisian yang institusinya
melakukan pembunuhan terhadap aktivis muslim,
sementara
engkau bersikap layaknya orang yang benar benar membenci,
menajiskan Kekhilafahan
yang jelas memperjuangkan Islam (meski dalam persepsimu mereka melakukan
pembunuhan)?
Apa saat ini
Engkau dan partaimu tengah mencari muka,
Mencari aman?
Saudaraku,
mengapa Engkau mencari aman
dengan
menjelek-kan saudara se-muslimmu?
Sahabatku,
mengapa Engkau
mencari keamanan dakwah
dengan
bersikap baik terhadap pembunuh saudaramu?
Mengapa engkau
tidak lebih baik diam saja jika engkat takut?
Kuberitahu padamu
saudaraku,
sahabatku
Bahwa ketakutan
akan membuat segolongan manusia –secara tidak sadar—mencari aman
dengan
menjerumuskan saudaranya yang lain ke tepian jurang.
Kusampaikan
padamu saudaraku, sahabatku
Bahwa
ketakutan bisa menjadikan kita mengoplos keimanan,
menjadikan
kita sanggup mencampur adukan suatu haq dan yang batil
Masih ingatkah
konfrensi Khilafah di masa lalu?
Ketika konfrensi
Khilafah dilangsungkan kemudian muncul provokasi beberapa ormas
untuk
mematikan partaimu,
lalu media
Al-Waie memunculkan tulisan bahwa partaimu adalah sejalan dengan NKRI.
Lalu pada saat
itu ada banyak ikhwan-ikhwan kita yang memprotes Al-Waie
Tetapi mereka malah dibungkam dan ada diantaranya
yang kemudian
ditendang dari partai.
Mengapa
ditendang?
Mengapa
kritikan untuk tidak mencampur adukan yang haq dan batil itu malah ditendang?
Padahal Syaikh
kita telah memberi kita bekal
untuk menelaah
term yang ada apakah bebas nilai
ataukah
terkait ide fundamen sebuah peradaban.
Jika terkait
maka itu ditolak.
Ya, seperti
halnya kita mati-matian menolak demokrasi, ham, sosialisme, komunisme dan lain
sebagainya,
lantas pada
waktu itu mengapa kita tidak konsisten
menggunakan
pisau analisa tersebut
untuk bersikap
jujur terhadap konsep Republik yang tertuang didalam singkatan NKRI?
Padahal
republik itu sudah jelas secara term dan akarnya.
Lantas mengapa
bisa partai melakukan pembungkaman?
Karena
ketakutan?
Kemungkinan
besar ya.
Seperti halnya
road show seminar Monsterisasi Khilafah
dengan
mengundang para Mayor ataupun Jenderal,
seperti halnya
pembelaaan bahwa Pancasila itu Islami yang dilakukan oleh Prof Ing,
Seperti halnya
siasat
yang malah
mengaburkan haq dan batil
mengenai
republik dalam singkatan NKRI,
maka ... saat ini Engkau tengah digiring
secara tidak sadar untuk menjelekkan,
menjerumuskan
pihak lain untuk menjadi tumbal.
Tidakkah
engkau sadar?
Tidakkah
engkau menyadari bahwa syaikh Taqy yang kita kenal dulu,
bahwa risalah-risalah
islam yang beliau sampaikan,
bahwa partai
kita yang dulu benar benar tegas dan kuat,
namun kini?
Aku rasa kini
partai hampir tidak jauh berbeda dengan Partai Keadilan Sejahtera
yang saat ini
menggadang gadang term kemanusiaan, demokrasi dan nasionalisme.
Aku rasa
partai --tempatku dulu berkecimpung-- saat ini berjalan kearah pengkhianatan
terhadap
khittah awal Syaikh Hasan al Banna dan Sayyid Quthb kala tegap mengahadapi
kematian
untuk
menyampaikan bahwa Islam tidak bisa dicampur adukkan.
Aku rasa saat
ini sudah jelas
siapa yang
melanjutkan tongkat estafet pemikiran Islam Syaikh Taqy,
Hasan al
Banna,
bahkan syaikh
Hasyim Asyarie.
Kamilah para
pelanjutnya, bukan partai.
Karenanya, jika Engkau tidak ingin partai hancur karena
al wala wal baranya yang hancur
maka
bersikaplah kritis.
Jangan seperti
robot yang diberi barcode.
Engkau
manusia, muslim yang memiliki tanggung jawab untuk menasehati,
untuk meluruskan.
Jangan katakan
engkau melakukannya secara langsung tidak melalui media,
sementara
engkau mengkritisi menjelek-jelekan yang lain dengan seminar seminar.
Itu tidak adil
Bersikaplah
kritis.
Engkau bukan
robot!
Jika Engkau
sudah tidak tahan lagi.
Tinggalkanlah.
Tanggalkanlah
qosam kalian.
Shaumlah untuk
menebusnya
lalu cari dan
bergabunglah dengan organisasi yang jelas pengingkaran nya
terhadap ide keberhalaan serta wala-nya
terhadap Islam.
Diluar sana
kalian bisa menemukan bukan hanya Hizb yang memperjuangkan Kekhilafahan, bukan
hanya Hizb yang memiliki ide Islam yang brilyan.
Diluar sana masih ada gerakan
yang berusaha mendekati apa itu makna manhaj kenabian.
Demikianlah,
Semoga kita
dapat berjalan kembali secara berdampingan...
Semoga Allah
mengampuni saya, mengampunimu, mengampuni kita semua.
Hasbunallah wanimal
wakil nimal maula wanimannasir
Dari
saudaramu, sahabatmu, kawan, yang benar-benar mencintaimu
D.S.
Merindukan Persatuan Umat.