Diselesaikan Malam Jumat

Posted: Rabu, 09 Juni 2010 by Divan Semesta in
1

Semenjak saya latih, dengan latihan latihan berjalan di atas bola, melompati lingkaran, jongkok dan menggonggong, Ira, istri saya jadi semakin pandai dalam mengkaitkan peristiwa.
Annabhani, tentu menganggap Ira sebagai seorang yang memiliki pikiran, karena kata beliau, orang yang berpikir itu adalah orang yang mampu mengkaitkan antara fakta/realita, dengan indera, dan diramu, diracik seperti racikan tembakau untuk membuat lisong, hingga menghasilkan sebuah kesimpulan.

Dalam pandangan mujtahid besar itu, cara pandang istri saya bisa dimasukan bukan saja ke dalamL berfikir hebat, tetapi lebih dari itu, yakni berfikir mustanir. (Wah saya lupa istilahnya)

Hal itu mendapatkan pembuktiannya.

***

Saya pernah bercerita pada istri saya mengenai penelitian di Jepang mengenai air. Dan ia pun pernah menemukan buku bacaan terkait masalah tersebut dan juga, melalui pemaparan-pemaparan yang disampaikan ustad Zulfriandi di PPIB.

“Air,” katanya mulai bergaya seperti dosen. “Memiliki partikel menakjubkan.”
Jika air kita labeli puja puji:

“ih kamu ganteng deh, subhanallah, masya Allah, aduh caem banget sih, bahenol!” maka air pun bisa keganjenan, atawa gede rasa. Jikalau begitu, maka maka partikel2 di dalam air akan membentuk partikel yang menakjubkan.

Saya membayangkan partikel air itu seperti bentuk-bentuk salju dalam debu-debu intannya si Yoga, Saint Seiya.

Dan sebaliknya, ketika air dimarahi atau dilabeli hal yang negative, di kucuri makian, “Eh kamu air goblok! Bloody moron! Dasar kamu air pelacur! Kamu mucikari! Bajingan! Tukang santet, cabul! maka partikel air akan rusak.
Air bisa pundung. Atau murung.

Dan ketika air yang murung itu kita minum, hasilnya tentu akan berbeda dengan air yang diberi atau dilabeli pujian.

***

Ira pernah membaca Davinci Code, dan buku-buku terkait symbol symbol, tentu juga ditambah dengan menonton film-film seputaran hal tersebut.
Dan ia pun mulai memikirkan Coca Cola.
Kita tentu pernah melihat jika lambang Coca Cola di balik, maka kita bisa melihat tulisan yang mirip khat Laa Muhammad Laa Makah, tertulis disana.

Tidak seratus persen sama memang, dan saya pun masih ragu. Tapi ketika Ira mengatakan bahwa Zionis jago sekali memainkan lambang-lambang, maka bisa jadi apa yang dipikirkannya itu benar: ya, lambang-lambang itu terkait dengan usaha untuk menghancurkan akidah, karena Ira yakin Zionis yang sangat tertarik ide-ide mistis pun memiliki pandangan, bahwa air bisa memberikan/menyuplai energy.

Kebayangkan kalau kita minum air yang ditempeli tulisan-- yang kalau benar, ternyata—tidak ada Mekah, tidak ada Muhammad.

***

Zionis itu memang pintar. Harus diakui. Tidak mungkin di ingkari.
Ketika Navi Marmara di serang, Ira mengatakan pada saya bahwa Negara zionis itu menggaji letnan dengan standarisasi uang emas: 21 gram.

Wow! Bukankah mengguritanya riba itu merupakan rekayasa Zionist internasional untuk memperbudak dunia? Dan mereka tahu bahwa uang kertas itu tidak berharga, dan satu-satunya dijadikan alat pembayaran yang paling fair adalah emas atau barter…
luar biasa, Zionist memahami hal itu, sementara kita tiap hari menggunakan uang kertas, menyimpan uang kertas.

See, kita lihat Zionist dimana-mana, kamu bahkan bisa melihatnya dirak-rak, dikamar mandi, di dalam ruang tamu, di desktop computer kamu sendiri, bagaimana mereka melakukan infiltrai.
Luar biasa cerdas.

Dan kaum muslimin yang banyak ini, yang saat ini seperti kueh, seperti hidangan yang diperebutkan jackal, harus pintar-pintar dan awas:
awas melihat imunisasi,
awas melihat pemberitaan media massa,
awas terhadap symbol,
awas terhadap mobil yang tengah berjalan kencang.
Awas tertabrak maksudnya.
...
Wah, saya kok jadi ikutan serem ya.



Pesan tersembunyi:
De (Ira) , sory ya diomongin terus!
Tenang. Semua perkara bisa diselesaikan malam jumat. :)

1 komentar:

  1. Anonim says:

    ahahahaha!
    seru kayaknya di malam jumat itu! :D

be responsible with your comment