Murtadlah

Posted: Minggu, 04 Oktober 2009 by Divan Semesta in
0

Di pelataran itu, ia datang tiba-tiba. Seorang pria yang diantara telunjuk dan jempolnya terdapat symbol yang kukenal: the eye of Amon Raa, mata dewa tertinggi dalam mitologi Mesir.
Pria itu pernah berkata, bahwa Islam merupakan produk sebuah: budaya Arab sebelum Islam muncul. Pria yang penampilannya sangat biasa dan bercelana jeans serta tubuhnya berbalut kaus hitam itu menambahkan bahwa hal tersebut bisa disimpulkan dari hal yang sangat sederhana, yakni ritual hajji.
“Orang Arab sebelum Muhammad turun sudah lebih dulu melakukan tawaf di sekeliling Ka’bah.” Dan itu artinya Islam merupakan sebuah produk akulturasi. “Setiap agama, termasuk Islam selalu berevolusi,” tutupnya gamblang.

Saya sempat berbicara banyak dengannya, dan kami merasa cukup dekat hingga bisa melakukan komunikasi yang saya anggap sehat dan sangat baik untuk orang yang baru saja bertemu. Pria itu lantas meminjamkan sebuah buku, yang hingga hari ini belum sy kembalikan karena sy tak tahu mengembalikannya ke siapa. Saya lupa namanya dan pria itu tidak menyisipkan alamat atau no contact di bukunya.

Sebelum bertemu dengannya, sayapun pernah bertemu dengan ungkapan yang di sampaikan pria itu di dalam beberapa buku, dan beberapa tahun kemudian saya kembali berhadapan lagi dengan pertanyaan itu lagi, melalui seorang pria yang berbeda.
Saya pikir munculnya statement seperti itu --setidaknya-- lebih baik karena bertujuan mengadakan transaksi (diskusi), ketimbang mengeluarkan makian Ragunan yang mengasosiasikan Islam dengan binatang-binatang yang menurut kisah dibawa oleh Nuh dalam rangka menyelamatkan –binatang-binatang.
Bagi saya itu lebih baik berbincang ketimbang mengeluarkan makian-makian yang justru tampak sebagai produk hysteria. Dan orang yang histeris itu sekilas tampak berani, namun sesungguhnya ketakutan mereka itu sangat dalam.

Kembali pada maksud menuliskan hal ini ialah:

Ada beberapa ritual Islam yang memang merupakan perjalanan sejarah yang panjang mengenai ritual ketauhidan dan ada pula yang memang merupakan produk ritual Islam yang muncul pada saat Muhammad diangkat sebagai rasul untuk menyempurnakan.

Ketika dikatakan bahwa ritual Islam mengenai tawaf sudah muncul dan dilakukan oleh orang-orang jahiliah, saya akan mengatakan, bahkan jauh sebelum zaman jahiliah ritual tawaf sudah dilakukan oleh Ibrahim. Mungkin sama halnya dengan ritual shalat.

Lantas muncul pertanyaan

Apakah dengannya membuktikan Islam merupakan hasil kreasi manusia?

Tidak bisa dikatakan demikian, karena menurut sejarah pula, agama tauhid adalah agama yang sama diturunkan oleh Allah, maka wajar saja jika terdapat satu kemiripan.
Justru, jika tidak ada kemiripan, atau garis penghubung atau sidik jari antara satu ritual ketauhidan di sebuah masa dengan masa sesudahnya, maka hal itu bisa menimbulkan pertanyaan pula, kok tidak sama, kalau agama tauhid kan seharusnya sama.
Alquran menyebut orang-orang terdahulu yang mengesakan Allah sebagai orang-orang yang lurus. Ini kuncinya, setelah agama tauhid sebelum islam turun, setelah rasulnya wafat, Ibrahim, Daud, Musa, Isa, maka agama-agama itu terdistorsi.
Sejarah mengenalkan kepada kita konsep ketauhidan nasrani kemudian berubah menjadi trinitas dalam perjalanan sejarahnya. Termasuk pula Zoroaster dan lain sebagainya. Maka, turunlah Islam untuk menyempurnakan. Islam datang untuk membersihkan ritual-ritual agama yang sudah tercampur dengan hawa nafsu manusia. Ketika islam datang, berhala-berhala yang merupakan produk budaya Arab di singkirkan (termasuk ritual haji yang sudah terdistorsi) Islam mempurifikasi, mensucikan kembali ajaran dan ritual agama samawi sebelumnya dan bahkan mengembangkan dan memperbaharuinya, menyempurnakan kemudian menutup perubahan itu dengan sebuah jaminan bahwa Islam melalui tuntunan Al Quran konsepsinya akan dijaga hingga akhir zaman (agama samawi sebelum islamtidak mendapatkan jaminan seperti ini. Mengapa? Oh maaf saja sy belum bertemu Allah untuk bertanya tentang hal itu)

Inilah sedikit hal yang sering sy utarakan, bahwa kesamaan atau kemiripan ritual kemudian menjadi alas an yang cukup untuk membuktikan bahwa Islam merupakan produk budaya. Apalagi budaya Arab. Karena budaya Arab jahiliah sebelum zaman rasul adalah penyembahan pagan latta uzza sementara Islam menghilangkannya, karena budaya sebelum masa rasul adalah berjudi, mengundi anak panah, mengubur anak-anak wanita, melakukan riba, merampok, ‘telanjang’ bagi wanita dan lain sebagainya sementara Islam kebalikannya. Jadi, kamu-teman-temanku, saudaraku, jangan murtad hanya karena ungkapan bahwa Islam adalah produk budaya. Murtadlah kalau kau bisa membuktikan bahwa Al Quran (fundamen terkuat) adalah ciptaan Muhammad, ciptaan manusia. Mampukah?

0 komentar:

be responsible with your comment