Islamisasi Ilmu.

Posted: Kamis, 11 Juni 2009 by Divan Semesta in
3

Naquib al Atas adalah ilmuwan humaniora yang menjadi salah satu garda terdepan pohon bakau penahan tsunami orientalisme di dunia Islam. Ada sebuah konsep menarik yang di sampaikan oleh dia, mengenai Islamisasi ilmu. Jika kalian membacanya, buku dia mungkin bisa diibaratkan seperti pesawat Nasa yang tengah berusaha menerabas atmosfer bumi. Jika belum terlatih, penumpang yang ada di dalamnya pasti mengalami guncangan yang membuat kepala pening. Sy pribadi belum pernah, membaca buku ilmuwan asal Bogor itu sampai tuntas. Namun, sy yakin sebenarnya konsepsi dia menarik dan sebenarnya sangat sederhana.

Islamisasi ilmu itu bisa dijelaskan, seperti halnya ketika sy mendengarkan lagu Superman is Dead berjudul kita bersama (yang pernah sy posting) misalnya. Lyric lirik lagu SID tidak pernah meracuni pemikiran sy. Lyric itu saya olah di kepala, dan diartikan oleh pengalaman dan mungkin so called struggle yang tengah sy dan kawan-kawan lakukan.



Islamisasi ilmu, mungkin bisa dilebarkan menjadi islamisasi lagu. Bukan hanya lagu Jika kami Bersama, yang di dalamnya terdapat lirik Kita muda dan berbahaya, yang selalu mengingatkan sy mengenai our bond as a brother, tapi, lagu-lagu yang lainnya. Setiap mendengar Burgerkill, biasanya solat sy serius. Mendengar lyric The Used, atau MCR, atau Rancid tidak membuat kepercayaan terhadap pemikiran Islam tergerus. Kau (dengan huruf kecil) yang biasanya dilekatkan dengan cewek di dalam lagu-lagu genre emo, saya ganti dengan hal yang dalam pengertian sy positif, atau apalah (sy yakin kamu mengerti).


Sekarang, ada sebuah pertanyaan yang tersisa, apa yang telah kita islamisasi, teman dan sahabat? Akankah Islam itu di sekularisasi, islam di “komunisasi”, Islam dikomoditi, ataukah kita yang mengkomodisasi mereka?

3 komentar:

  1. yoan says:

    pak pak...
    ngga terlalu ngerti...
    bisa idup aja udah cukup...

    *ditimpukkerikil*

  1. solstudio says:

    bener syaikh. tepatnya jika cara pandang sudah jadi panglima, apa saja jadi bisa layaknya kaca yang memantulkan pandangan dunia kita.

  1. divan says:

    Yoan: Saya juga kadang nggak ngerti ma tulisan sy. Itu juga gara2 nggak bisa tidur aja ngetiknya, jadi nggak bener2 dipikirin pesannya bakal sampai atau nggak, makasih yoan sang editor :)

    Sol:Alhamdulillah i am not a being from outher space. Another creature was understand my massage. Pijaaat. Bip-bip, soltance!

be responsible with your comment