Bisik William Keating: Carpe Diem

Posted: Minggu, 04 Januari 2009 by Divan Semesta in
0

Terkadang rasa sakit itu mengidap seperti kanker,
membuat pikiran kita sesak.
Cukup untuk membuat kita menangis manakala sepi, meskipun musim semi.

Terkadang rasa sakit itu bertingkah seperti anak kecil yang menjengkelkan,
tetapi dalam satu waktu porsinya bertambah liar,
membuat berdebar, menampakkan bagai badai.

Tapi kadang kita pun mesti undur diri sejenak dari kebisingan.
Berusaha menyadari bahwa kita hanya bisa sedikit melakukan.
Di saat itulah hidup menuntut kita untuk menyeimbangkan diri.

Alam pegunungan, arus deras, wajah cantik wanita terkasih kita,
wajah lelaki yang kita pandang bijaksana membisikan
bahwa kita harus tetap mencintai kehidupan.

Carpe diem, bisik William Keating…
amor fati …ujar sebuah tattoo permanent,
dan yang sedikit lebih kasar namun realistis: seize the day!

Berpikir tentang keindahan,
tentang mereguk hari,
mereguk jus biang lala,
tentang menyesapi ruh kehidupan yang kita jalani,
akan membantu kita menyesuaikan posisi kejiwaan
ketika badai informasi datang
mengabarkan kondisi sahabat dan saudara kita nun jauh di sana.

Bukan, aku memberikan saran, bukan untuk melupakan.
Karena jika waktunya nanti tiba,
ruh kehidupan itu akan memberikan kekuatan tak terkira.
Saat memanggul senjata,
saat berhadapan bukan hanya dengan teori
tetapi dengan darah dan daging yang di cemooh semesta,
maka kita akan memiliki kekuatan jiwa yang luar biasa.

Jangan biarkan amarah mengontrol.
Kendalikan amarah itu untuk kita tuangkan pada saatnya tiba.

0 komentar:

be responsible with your comment