Unconsciousness (Divan Revelation)

Posted: Jumat, 18 April 2008 by Divan Semesta in Label:
0

I

[Kata bapak, mengucapkan laa ilaa ha ilallah muhammadarrasulullah di akhir tarikan nafas sangatlah rumit. Banyak orang yang berdzikir beratus-ratus ribu kali sambil geleng-gelengkan kepala agar ketika meninggal, lidahnya reflek mengatakan laa ilaa ha ilallah muhammadarrasulullah. Tapi, kata bapak reflek mengucapkan hal itu tidak terjadi karena proses yang sedemikian tidak rasional, sedemikian gampang.
Orang yang beratus ribu kali dalam seminggu menggeleng-gelengkan kepala, mengucapkan laa ilaa ha illallah sampai pegal sangat sulit untuk mengucapkan kalimat suci itu pada saatnya tiba, seandainya dalam kehidupan sosial dia; dalam kesehariannya dia masih saja main judi, gemar mencemooh orang, menghinakan anak-anak yatim, melakukan korupsi dan aneka macam hal-hal yang bertentangan dengan pengakuannya akan kalimat suci syahadat.
Jika ingin mudah mengucapkan laa ilaa ha illallah “ya ucapkanlah kalimat suci tu dan jalani juga kehidupan ini sesuai dengan yang diperintah Allah. Taatilah aturannya, berusahalah sekeras mungkin menjauhi larangannya sehingga ketika Izarail datang betapa bahagianya karena lidah ini pasti mampu mengucapkan laailaahaillallah.
Reflek laa ilaa ha ilallah muhammadarrasulullah bukanlah reflek latah yang begitu saja diucapkan tanpa makna. Reflek laa ilaa ha ilallah muhammadarrasulullah adalah reflek yang ditumbuhkan dari kesadaran sempura betapa sang pencipta selalu mengawasi setiap perbuatan kita.
Saya mempercayai bapak dalam konsep mengenai reflek tadi. Tetapi, sayapun percaya jika dalam kehidupan ini kita selalu mengucapkan anying, setan babi, monyet, maka di akhir kehidupan kita reflek itu akan mendatangi. Sehingga ketika kita mati kita bukan bersaksi : tidak ada tuhan selain Allah dan nabi Muhammad utusan Allah tetapi kita akan berteriak-teriak mengatakan kesaksian akan syahadat

AKU BERSAKSI
TIDAK ADA TUHAN SELAIN ANJING, BABI, SETAN
DAN MONYET
DAN AKU BERSAKSI
BAHWA ANJING, SETAN BABI DAN MONYET
ADALAH UTUSAN TUHAN!


II

[Saya tidak menjadi malu saat mengatakan saya tidak tahu, apapun yang orang persepsikan tentang ketidak tahuan saya, apakah saya ini bodoh atau tablo
saya tidak peduli!!!.
Saya hanya peduli bahwa ketidak tahuan yang terus bergulir akan membuat saya menyadari
bahwa saya memiliki keterbatasan,
ketidak tahuanlah yang terus menjadikan saya untuk terus mengetahu,
dan terus bertanya agar saya menjadi tahu]


III

[Kutemui teman yang terus berlari dalam kegelisahan yang sama sepertiku, dia yang stress karena tak juga mapan; dia yang ingin menikah secepatnya (tapi keterbatasan dirinya membuatnya tak berani menentukan langkah.
Ah alangkah nimatnya memiliki orangtua yang mengetahui bahwa hidup di zaman penuh cobaan ini harus disembuhkan dengan pernikahan. Aku berfikir bahkan, orang tua yang menghalangi anaknya dan tidak membantu anaknya untuk mensucikan diri, berdosa.
Seandianya aku jadi orangtua dan anakku sudah dewasa kemudian ia ingin menikah meski tak memiliki pekerjaan,maka akan aku nikahkan. Biarlah sehari hari ia dan isterinya berada dalam tangggunganku sebab aku ingin menolongnya adalam mensucikan diri. Ini pelajaran bagiku sebagai calon orangtua bagi anak-anakku]

IV

[Namanya Dewi, umurnya 12 tahun. Seorang anak wanita cantik yang saya doakan menjadi anak yang shalihah bagi kedua orang tua dan lingkungan sekitarnya.
Sebagai pembimbing spiritual saya, ia pernah bertanya sarat retorika.
“Kang Fajar, akang kaya ya?” matanya berbinar-binar
Dan saya pun mengelak layaknya seorang lelaki yang bijak
“Nggak ah, kang Fajar nggak kaya…”
Dan dia pun menerbitkan senyum yang tak akan saya lupakan seumur hidup.
“Iya lagi…akang kaya. Kang Fajar punya mata, punya hidung, punya telinga, punya tangan, punya kaki”.
Dan saya pun lunglai mendengar jawabannya.
Indah sekali pelajaran itu. Sebuah pelajaran kehidupan yang tak mungkin saya lupakan. Terima kasih Dewi-ku sayang J].


V

[Sembari ongkang-ongkang kaki, orang banyak menunggu-nunggu datangnya Imam Mahdi untuk menyelesaikan carut marut kehidupan di dunia. Mereka berharap datangnya seorang lelaki yang mengatakan dirinya sebagai Imam Mahdi di dekat Baitullah. Bagaimana seandainya Zionis Israel mempelajari apa yang kita ucapkan, kemudian mereka memilih seorang lelaki untuk mengaku sebagai Imam Mahdi. Ketika pengakuan akan ke-Mahdian-nya tiba maka satelit yang ada di langit memancarkan cahaya dengan koordinat yang tepat untuk menyinari Imam Mahdi palsu yang telah ditunjuk. Dan sempurnalah penipuan ini.

Menggunakan Imam Mahdi palsu, melanggenglah kontrol oleh kekuatan Zionis Israel diatas milyaran kaum muslimin di dunia.

Lucunya, ketika Imam Mahdi yang sesungguhnya muncul, umat Islam yang suka ongkang-ongkang kaki malah mentertawakannya sambil terkencing-kencing]

VI
[Ini pernah terjadi. Seseorang bernama Mahdi. Ia pernah kehilangan akal sehatnya. Dikala akal sehatnya entah kemana, tiba-tiba ia berdiri di depan rumah, sambil berteriak-teriak mengakui dirinya sebagai sang utusan.
Sekarang saya berfikir : sebaiknya kita jangan menunggu Imam Mahdi,
kitalah yang seharusnya menyeret surga ke muka bumi.]


VII
[Ketika teman-teman kampus atau teman satu perkerjaanmu datang pernahkah kamu merasa malu memperkenalkan orangtuamu.
Akankah muncul belas kasihmu ketika ayahmu meringis :
“Mengapa kau jadikan kami, sekedar orangtua biologismu nak?”.
Dan bunda yang membesarkanmu, melirih :
“Mengapa kau menyembunyikan bundamu di balik tirai, di dalam dapur nak?”.

Adakah kita malu memperkenalkan orangtua kepada teman-teman kita.
Adakah kita menyingkirkan airmata cinta dari kehidupan sosial kita?]


VIII

[Temanku diterima di Caltex, lainnya di terima sebuah perusahaan IT terkemuka, di ibukota; lainnya jadi Publik Relation di Freeport; lainnya menjadi wirausaha sukses dengan pemasukan tahun lalu : Rp. 200 juta rupiah; lainnya menjadi presenter acara budaya di sebuah televisi swasta Hatiku melayang-layang memikirkan keberhasilan mereka. Ada sedikit kesakitan.

Duhai tolong tanyakan pada orang adakah kesakitan itu
merupakan dengki dan iri hati.
Jika memang demikian : tolong beri deterjen untuk mencuci hati ku ini.
Ya Allah tolong Kau berikan hatiku yang baru.
Hati yang bersyukur atas karuniamu,
hati yang selalu bersyukur atas kebahagiaan yang dilimpahkan
pada teman-teman disekelilingku]


IX

Ada seorang wanita teramat muda, yang merasa kehidupan sosialnya diarahkan sepeerti robot. Ia dipaksa untuk menjadi seperti orang lain, bukan seperti apa yang diinginkannya,.
Ia takut untuk menjalani kehidupan menjadi buruh analisis Kimia.
Emoh masuk kedalam lingkungan yang memperkerjakan dia layaknya buruh yang tak memiliki kesempatan untuk menikmati kehidupannya.
Dan ia telah mendapatkan kecerahan mengenai masalah itu.

Ada lelaki yang tersenyum bangga atas keberhasilan karir dan status yang dicapainya tetapi ia terus menerus mengeluh atas ketidak bebasan dan ketidak beranian dirinya untuk meraih kebahagiaan yang sesungguhnya dia idamkan.

Lainnya seorang teman, angkatan 97 lebih memilih untuk mengerjakan buletin kecil yang terbit seminggu sekali ketimbang bekerja di dalam perusahaan multinasional yang gaji perbulannya ribuan dolar.
Dan ia bahagia dengan bulletin kecilnya yang hasil dari pembuatannya jika diukur dengan materi hanya secuil tahi kuku dibandingkan jika ia bekerja di perusahaan-perusahaan itu.

Dalam kehidupan ada orang yang berada dalam kebimbangan untuk memilih. berada di persimpangan untuk berjalan. Ia ragu dan ia sadar harus memilih jalan kehidupannya sebelum ia melangkahkan kaki
memilih untuk menjalani kehidupan atas control dirinya.
Untuk itu : jalanlah bersama dengannya untuk melakukan pencarian yang sama

Adapula, orang yang tidak bisa memilih untuk menjalani kehidupan dengan control penuh dirinya. Meski ia mendapatkan gaji yang besar; meski ia memiliki status sosial tetapi ia tidak bahagia dalam kehidupannya. Ia bekerja karena paksaan, buka karena dorongan hati untuk menjalani kehidupan atas pilihannya.
Untuk itu : kasihanilah dia atas ketidak mampuan dirinya

Tetapi ada pula yang hidup dengan control penuh atas kebahagiaan hidupnya. Ia tahu benar bahwa kebahagiaan tidak terletak di menumpuknya harta, tingginya status sosial. Kebahagiaan adalah kebahagiaan yang sukar didevinisikan. Kebahagiaan baginya adalah keselarasan pemikiran dengan bisikan hatinya.
Ia akan memilih untuk hidup bahagia ketimbang hidup dan berkerja tanpa kerelaan yang akan menghantarkannya pada kesia-siaaan; ketidak ikhlasan didalam menjalani peran palsu dalam kehidupannya.

Untuk itu : dekatilah dia karena orang seperti ini akan mampu membukakan pemahaman luar biasa mengenai makna kebahagiaan.
Makna kebahagiaan yang tak mungkin diukur dengan apapun
kecuali : kebahagiaan itu sendiri

X

Allah mengutus seorang atheis bernama Jamal
untuk memberikan pengajaran kepada saya mengenai makna keimanan
Allah mengutus seorang adik saya yang agnostic
untuk mengajarkan saya mengenai makna kemerdekaan
Mengapa saya tidak merasakan adanya pengajaran dari kebanyakan ustad
yang sering mengajarkan saya mengenai ketauhidan secara membosankan?
Apakah mereka utusan Allah bagi saya.
Saya fikir tidak.

Bagi saya utusan Allah untuk memberikan pencerahan ada di mana-mana.
Dan untuk saat ini saya lebih banyak mendapatkan kemntapan dan kelezatan iman Islam setelah berdialog dengan orang-orang yang memiliki akidah yang bersebrangan dengan saya.

Melalui perantaraan mereka keimanan saya selalu digugat.
Dan gugatan itu selalu memutarkan akal saya
untuk mencari kepastian akan kebulatan iman.
Saya percaya : keimanan saya bukan saja mengarah pada keyakinan hati
tetapi keyakinan akan kemampuan memfasihkan argumentasi
mengenai eksistensi Illahi.

XI

Saya berniat membuat 12 buah baju yang saya sablon dengan tulisan “Tidak ada Tuhan” di depannya. Dan ketika saya mengenakannya, saya berharap dipukul sampai saya sekarat (jangan sampai mati) karena orang-orang yang memukuli saya itu menganggap saya sebagai atheis.
Setelah pukulan reda saya berharap ada orang yang membalikan badan saya yang terjongkang. Kemudian orang yang membalikan badan saya dan orang-orang yang memukuli saya melihat sablonan kaus pada punggung saya yang belum mereka lihat tulisan “Selain Allah” karena terburu nafsu.
Mudah-mudahan dengan pengorbanan itu orang-orang yang memukuli saya mendapat pelajaran untuk meninggalkan atau bahkan menghancurkan syak wasangka
yang akhir-akhir ini beranjak menjadi: agama!”

0 komentar:

be responsible with your comment