Infiltrasi Komunisme

Posted: Jumat, 18 April 2008 by Divan Semesta in Label:
1

Masih saya ingat. Diantara puluhan ribu orang, usia demonstrasi sebuah jeep land cruiser menyambut kami. Menggunakan megaphone bermerek TOA salah seorang berambut panjang, dari gerakan sosialis entah elemen mana mengucapkan selamat atas aksi kami terkait dengan isu internasionalisme. Bukan internasionalisme proletar melainkan internasionalisme manusia di bawah konsep kenegaraan Islam.

Sekilas cukup membanggakan jika yang kami lakukan bukan hanya ‘didukung’ internal kaum muslimin, melainkan gerakan sosialis. Sebuah gerakan yang salah satu icon perjuangannya pernah mengataka bahwa agama merupakan barang yang jadi andalan di kawasan segitiga emas. Barang yang pernah menyulut revolusi Boxer di China. Pun yang menyebabkan munculnya penamaan club-27 yang ketiga anggotanya merupakan “Kristus dan bunda Marianya” aliran musik “alternative”.

Adalah sebuah keajaiban yang hingga kini masih dipandang keajaiban, bahwa kaum sosialis terutama Komunis memiliki antipati terhadap agama mampu bergandengan tangan dalam sebuah isu bersama.

Fenomena yang acapkali mejadi romantisisme jabat tangan antara dua gerakan, keagamaan dan Marxis Komunis adalah teologi pembebasan yang laku di kawasan Amerika Latin. Mungkin seperti halnya Kapitalis yang mampu mengevolusikan diri, sosialis Komunis pun demikian. Meski hal ini masih menjadi kajian, karenanya masih dipertanyakan.

Apakah memang sosialis Komunis telah merubah dirinya hingga bisa bersikap manis terhadap agama, ataukah memang hubungan tersebut hanya sebatas usaha pemanfaatan? Kita tidak tahu dalam artian apakah sosialis Komunis memang telah merubah dirinya, menyaingi start evolusinya yang telah dicuri Kapitalisme.

Banyak hal yang bisa terjadi di dunia, kejujuran dan dusta. Memilah antara keduanya menjadi sedikit sukar, namun jika memperhatikan sejarah, sedikitnya kita akan melihat titik cerah.

Sejarah Singkat  dan Pola Gerakan Komunis
Dalam sejarah singkat pergerakan Indonesia kita mengenal adanya Central Syarikat Islam (C-SI). Sebuah pergerakan yang secara de facto merupakan stepping stone bagi cita-cita kemerdekaan. Waktu itu dengan HOS Cokroaminoto sebagai propagandisnya, CSI menjadi sebuah gerakan yang menyerap begitu banyak rakyat tertindas Hindia Belanda untuk menjadi anggotanya. Keanggotaan ini kemudian terpolarisasi setelah Semaun seorang tokoh cerdas yang memiliki pola fIkir Marxis Komunis melakukan infiltrasi di dalam tubuh gerakan besar kemerdekaan pertama di Indonesia itu.

Masuknya Semaun menimbulkan kekacauan. Pada 23 Mei 1920 sayap kiri partai Syarikat Islam di bawah pimpinan Semaun membentuk Perserikatan Komunis Hindia sebagai pengganti ISDV, yang merupakan cikal-bakal PKI. Dan ketika kongres Syarikat Islam ke lima di Yogyakarta pada bulan Maret 1921 perpecahan benar-benar terjadi setelah Semaun melancarkan kritiknya. Puncaknya, pada kogresnya yang ke enam, Semaun (bersama Tan Malaka) dikeluarkan dari CSI yang memberlakukan peraturan baru: tidak diperbolehkannya adanya keanggotaan ganda. CSI terpecah. Infiltrasi unsur Komunis yang ada di dalam tubuhnya mengakibatkan terbelahnya kekuatan CSI.

Gerakan Komunispun memiliki aneka macam cara selain infiltrasi seperti yang dilakukan PKI. Dalam perang gerilyanya yang berbasis di pegunungan Siera Maestra, Che Guevara dan Fidel Castro tidak pernah mengatakan kepada rakyat bahwa gerakan mereka adalah gerakan Komunis. Kedua orang tersebut mengesankan kepada masyarakat bahwa gerakannya adalah gerakan yang ditujukan untuk menumbangkan rezim Batista. Barulah setelah rezim itu ditumbangkan, buah semangka terbelah dan isinya merah.

Gerakan Komunis bisa melakukan apa saja. Hal berupa infiltrasi ataupun upaya menutup-nutupi akan selalu digunakan sebagai taktik untuk memperbesar gerakan, memecah gerakan lain, atau melindungi gerakannya dari ancaman.

Upaya menutup-nutupi sebagai gerakan Leninis pernah dilakukan Dita Indah Sari salah satu gegedugnya PRD di era reformasi dan terus berulang hingga saat ini. Gerakan Komunis dari semenjak awal selalu mengatakan dirinya demokratis. Bahwa demokrasi mereka adalah demokrasi kaum buruh yakni demokrasi pembagian tanah kepada para petani, penguasaan parbrik oleh rakyat dan mengeluarkan undang-undang ekonomi yang berpihak (kediktatoran proletariat). Ini dianggap berbanding terbalik dengan demokrasi Kapitalis karena rakyat memilih undang-undang yang hanya merugikan kaum buruh demi kepentingan golongan Kapitalis.

Hal itu tidak mungkin terwujud tanpa adanya kediktatoran partai Komunis. Apabila tidak ada kediktatoran partai Komunis maka tidak mungkin ada demokrasi buruh, tidak mungkin ada kediktatoran proletariat.

Orang Komunis dianggap mengetahui apa yang terkandung di dalam kepentingan-kepentingan utama golongan buruh. Jika pejuang Komunis membiarkan kaum buruh, maka mereka akan meneyeleweng mengikuti pemiumpin-pemimpin lain, mereka tertarik pada pemogokan-pemogokan dan berbagai keadaan ekonomi sehingga kehilangan garis evolusi.

Dan kediktatoran partai Komunis pun, hanya mungkin jika tidak dibiarkan unsur-unsur luar merusakkannya. Kediktatoran partai Komunis hanya mungkin terjadi melalui kedikatatoran poilitbiro.

Inilah yang disebut demokrasi oleh PRD, Forkot, FMN Resistance atau gerakan Sosialis Komunis Leninis lainnya. Kaum Komunis memang benar percaya pada demokrasi yang mempersilahkan partai ganda yang mempersilahkan banyak partai untuk menyerap aspirasi tapi seperti yang dikatakan Bukharin hanya satu partai yang berkuasa, selebihnya berada di penjara.

Sesuai dengan doktrin materialisme hal ini lumrah dilakukan karena gerakan Komunis memang memiliki metode sendiri untuk menyebarluaskan pemikirannya. Mereka menutupi apa yang sebenarnya mereka ingin lakukan. Masyarakat dijebak lebih dahulu kemudian digiring pada satu keadaan yang ketika keadaan itu terjadi masyarakat sampai pada keadaaan sulit untuk membebaskan diri. Hal ini terjadi di German Timur. Jika kaisar China membangun diding besar/great wall untuk menghadang serangan Mongolia terhadap rakyat dan kerajaannya, maka negara Komunis German Timur membangun tembok panjang agar masyarakatnya tidak bisa keluar dari negara yang menjalankan prinsip otoritarian.
Inilah yang menyebabkan kita harus berhati-hati terhadap segala macam infiltrasi dan usaha menutup-nutupi yang dilakukan kaum Komunis. Yang harus kita lakukan adalah berhati hati, dan selalu mengatakan hitam adalah hitam putih adalah putih karena terkadang, ketika kita tidak berani atau ragu untuk mengatakan hal tersebut maka yang terjadi sama halnya seperti yang pernah dialami CSI.

Tidakkah saat ini kita mengindera bagaimana banyaknya buku-buku dan orang-orang yang ingin menggiring muslim untuk bersikap keras terhadap Kapitalis tapi bersikap sangat lunak terhadap Komunis.

Tidakkah seringnya kita mendengar Haji merah, Misbach dijadikan alat propaganda. Bahwa kamu bisa menjadi seorang muslim taat tetapi di satu sisi kamu bisa menjadi seorang Komunis! Di satu sisi kamu melaksanakan tahajud, puasa senin kamis disatu sisi kamu bisa menjadi aktivis PRD. Dikemukakan pula oleh Sobron Aidit, bahwa Dipa Nusantara Aidit yang merupakan kakak kandungnya, disamping menjadi seorang agitator Komunis tetapi bisa membaca Quran, maka apakah kita bisa menganggap bahwa Komunis memusuhi Islam?

Bila anggapan semacam itu dijadikan sebagai sebuah logika kebenaran, maka apakah Abu Jahal dan Abu Lahab yang saya sangat yakin bisa membaca Al Quran lebih baik ketimbang DN Aidit, otomatis menyatakan keberpihakanya terhadap Islam. Kenyataannya mereka menjadi salah satu musuh terbesar Islam.

Kritik dan Bantahan terhadap Infiltrasi Ide 
 Muslim yang mengerjakan amal spiritual di dalam Islam hingga akhir hidupnya seperti Misbach mungkin menganggap sadar pilihan dirinya, namun mereka diperalat untuk membenarkan Komunisme. Mereka diperalat oleh gerakan yang tidak diketahui ternyata mengatakan agama sebagai kabut mistik, dan marjinalkan agama di dalam beragam manivestonya termasuk yang dibuat Lenin pada tahun 1905 (Sosialisme dan Agama).

Jika pun Misbach tahu, dan dia membuat pembenaran-pembenaran bahwa yang dicela adalah agama Kristen bukan Islam (untuk membenarkan Komunis) maka yang tidak ia tahu ialah penghancuran dan dijadikannya masjid (tempatnya beribadah) sebagai kandang babi dan sapi setelah Soviet berdiri.

“Komunis telah berubah. Jangankan Islam. Dengan Kekristenan yang dahulu dianggap candu pandangan kami telah berubah. Tidakkah anda melihat teologi pembebasan? Bagaimana Romo-Romo mempersekutukan antara gereja, dan rakyat dengan gerakan Komunis. Bagi saya manusia tidak dibedakan dengan mereka yang beriman dengan yang atheis, tapi di bagi antara mereka yang tertindas dengan yang menindas, antara mereka yang ingin mempeertahankan tatanan masyarakat yang tidak adil ini dengan mereka yang berjuaang dengan tegaknya keadilan,” pastilah ada yang mengatakan demikian.

Itu benar di satu sisi, bahwa kita harus merobohkan tatanan masyarakat yang tidak adil. Kapitalisme tidak adil? Benar sejuta duaratus empat puluh persen! tetapi apa Komunispun adil?

Bagi muslim beriman tidak! Dimana bentuk keadilan jika kebenaran hanya untuk proletar? Yang dibela hanya proletar! Yang dimusuhi hanya orang kaya! Mungkin benar jika hasil kekayaannya didapat dari cara yang tidak sah, meraup sumber daya alam bawah tanah, mengeksploitasi untuk kepentingan pribadi, dan negara mempesilahkan dengan alasan privatisasi kapital. Tetapi dimana letak kesalahan jika kekayaan itu dihasilkan dari menjual ton-tonan sayur mayuran dengan cara yang halal? Membuat program computer dan menjualnya kepada lembaga swasta atau pemerintahan? Dimana letak kesalahan orang-orang yang bekerja di sebuah perusahaan elektronik sehingga kehidupannya menjadi mapan: memiliki mobil yang baik, istri dan anak yang menenangkan pikiran, rumah yang nyaman dan sesekali liburan tanpa melupakan bahwa mereka harus berderma bahkan meruntuhkan system yang kanibal? Dimana letak kesalahannya dalam Islam, kecuali dalam konsep Komunis, konsep yang acapkali melecehkan sembarang orang kaya dengan mencibir mereka sebagai borjuis?

Apakah adil ketika buruh-buruh melakukan demonstrasi, membakar pabrik, menggulingkan dan menyiram kendaraan dengan bensin, melakukan kekacauan, menyemut melakukan mogok kerja dan menuntut tunjangan kesehatan, terkadang pendidikan pada pemilik perusahaan?

Bila yang dituntutnya adalah perusahaan yang mengeruk sumber daya bawah tanah seperti perusahaan penebangan hutan, minyak, emas, tembaga, bijih besi atau bahan tambang yang memang seharusnya miliki rakyat adalah benar ketika tuntutan itu dilakukan (tanpa perusakan). Tetapi apakah benar ketika perusahaan misalnya perusahaan syrup, pengalengan buah, pembuatan tas, tembakau, makanan ringan dan lain sebagainya dituntut untuk memenuhi tunjangan kesehatan dan pendidikan yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara bukan tanggung jawab perusahaan?

Mobilisasi yang benar dalam Islam, usaha menuntut dan menghentikan kezaliman pada prinsipnya (kecuali kalau mereka memang melakukan kezaliman) bukanlah diperuntukan untuk perusahaan-perusahaan yang tidak mengelola sumber daya bawah tanah, melainkan pada perusahaan-perusahaan penghisap yang merupakan Kapitalis yang sesungguhnya seperti Exon, Caltex, Freeport (kalian bisa bubuhkan yang lain lah).

Mobilisasi dan usaha menuntut serta menghentikan kezaliman mutlak harus juga diperuntukan bagi system pemerintahan yang melepas diri dari tanggung jawab mengurusi kesehatan dan pendidikan gratis bagi rakyatnya. Mutlak diperuntuan bagi system yang berkongkalingkong ngorong! J dengan perusahaan dalam membuat undang-undang privatisasi dan liberalisasi ekonomi.

Komunis tidak begini. Semua dipukul rata menggunakan tongkat bisbol. Seakan yang melarat adalah pihak yang selalu benar’ sementara yang kaya bagaimana halalnya kekayaan yang didapat adalah pihak yang senantiasa harus dipersalahkan.

Bagi seorang muslim kebenaran tidak berpihak pada proletar atau yang kaya. Benar bahwa Ali menghukumi seorang anak gubernur yang kaya dan memanfaatkan kekayaan serta kekuasaannya untuk memukuli pemuda Yahudi karena kesalah sepele, tetapi Ali, Abu Bakar, Rasulullah dan pemimpin muslim yang konsisten dengan kemuslimannya akan menjatuhkan hukuman, memberi efek jera terhadap orang miskin yang zalim. Bagi kami, bagi seorang muslim, tidak hanya Kapitalis, … konsep Komunispun tidak adil.

Silahkan Komunis berubah dan mungkin faktanya memang demikian. Tetapi apakah dengan perubahan itu, dengan mengutip pendapat roomo-romo tentang kebaikan system Komunis atau bahkan mengutip Misbach, kaum Komunis menghendaki muslim untuk menjadi Komunis, mendukung sistemnya, dan mengatakan bahwa muslim dan Komunis selaras. Jika memang keduanya selaras mengapa tidak kalian saja yang Komunis menjadi seorang muslim, atau paling tidak mendukung system Kekhilafahan yang ingin kami tegakan? Kebalikan yang adil kan demikian?

Kaum Komunis telah menyatakan pula bahwa telah muncul hubungan baik antara lembaga gereja. Bahwa mereka berada di sana untuk berbicara tentang penggulingan kekuasan Kapitalis. Itu benar terjadi, tetapi agar berimbang apa mereka memperkenankan Romo-Romo tersebut untuk bicara di hadapan forum Komunis?

Kaum Komunis mewakilkan tokoh-tokohnya untuk bicara dihadapan gereja, tetapi mereka tidak bisa membiarkan Gerejawan untuk bicara di hadapan massa Komunis. Lagipula, apabila teologi pembebasan yang dianggap sebagai simbol keselarasan/hubungan baik antara ajaran Komunis Leninis dengan Gereja, anehnya mengapa hanya kaum gereja yang menjadi Komunis, sementara tidak ada Komunis yang harus menjadi Kristen? Bila Komunis tidak memusuhi agama dan pemeluknya mengapa Komunis tidak mengeluarkan pendeta-pendeta yang malang di Ukraina pada tahun 1948 dan tahun-tahun sebelum atau sesudahnya di wilayah Komunis lainnya?

Hal itulah yang harus selalu diingat, seperti ketika mengingat buah semangka yang dibawa Fidel Castro dan Che sewaktu berada di Siera Maestra. Buah semangka yang kulit luarnya akan selalu nampak hijau yang damai, buah semangkaya yang terwujud dalam perkataan bahwa kita satu kawan dalam melawan Kapitalisme, bahwa Islam adalah setali dua poundterling dengan Komunisme, adalah perkataan yang meragukan, karena sejarah yang memperlihatkan bahwa ketika kekuasaan ada di tangan maka buah semangka akan dibelah dan menampakkan warna merahnya. Kami akan selalu mengingat tembok Berlin, mengingat masjid-masjid yang dijadikan kandang babi, dan sapi di Soviet.

Demi mengejar ketertinggalannya dengan evolusi Kapitalisme, mungkin ya Komunis sudah merubah dirinya. Perubahan adalah baik, tetapi bagi kami, bagi seorang muslim, keyakinan kalian adalah keyakinan kalian. Keyakinan kami adalah keyakinan kami. Cara kalian untuk mempengaruhi kami, untuk melakukan infiltrasi agar kami mau mengatakan bahwa Komunis sejalan dengan Islam tidak akan kami katakan.

Secara konseptual --dan seharusnya praksis--, tidak bisa seorang muslim memilih satu sementara di satu kesempatan ia memilih satu yang lainnya. Agamamu adalah agamamu. Keyakinanmu keyakinanmu. Keyakinanku keyakinanku. Kita bisa hidup mesra dengan landasan agama dan Komunis untuk kemanusiaan sebagai sebuah keyakinan, namun seorang muslim tidak akan mencampur adukannya karena seorang muslim memiliki system yang jauh lebih baik ketimbang sistem yang ingin Komunis tegakan.

Tauhid
 Ingatlah ini: muslim tidak akan mengkompilasikan ideologinya. Seorang muslim tidak akan shalat disatu sisi sementara memeluk Komunis disisi lain. Hubungan antara muslim dengan Komunis hanya sebatas hubungan kemanusiaan. Hubungan antara muslim dengan Komunis bukanlah hubungan pencampuran akidah macam ketidak tahuan Misbach ketika mempercayai system Komunis. Kesempurnaan system Islam yang memadukan antara system ibadah (spiritual) dan kenegaraan (politik ekonomi) adalah yang membedakan mengapa Islam tidak menghendaki pengambilan system politik ekonomi Komunis seperti yang dilakukan room-romo di Amerika Latin (karena di dalam Kristen tidak ada konsep kenegaraan).

Kesempuranaan inilah yang membedakan antara Komunisme selaku system buatan manusia, dengan Islam sebagai system yang saya dan kalian yakini diturunkan oleh Tuhan untuk mengatur alam semesta.

Bukan dengan Komunisme kami bangga!
Tetapi dengan Islamlah kami bangga! (Menulis tergesa-gesa)

*Diolah dari dialog Sidney Hook, buku teologi pembebasan dan pengalaman pribadi

1 komentar:

  1. Anonim says:

    nuhun aa kasep .... nambihan elmu kanggo abdi. aa divan ganteng dweh

be responsible with your comment