Black Hole and Revelation

Posted: Jumat, 18 April 2008 by Divan Semesta in Label:
0

Kasian SBY, sejak pemerintahan dia nggak berenti2 indonesia dilanda malapetaka. Tsunami, angin ribut, gempa di Yogya, lumpur Lapindo, gempa lagi, banjir bandang di Jakarta, gempa lagi di Sumbar, kebakaran kapal di laut, Adam Air amblas entah kemana, dan sekarang 22 nyawa melayang dalam kebakaran di sebuah bandara.

Banyak yang bilang kalo malapetaka terjadi karena kesalahan SBY ngangkat Yusuf Kalla sebagai wakilnya karena dalam bahasa jawa, Kalla itu berarti nama panjangnya Betara Kalla. Sementara kalau ditelisik-telisik Betara Kalla itu dewa yang paling durjana. Dewa yang suka nebar bencana.
Ngedapetin yang kaya begini sih saya pengen ketawa. Itu namanya nyambung-nyambungin. Jangankan Yusuf Kalla yang karena kepanjangan namanya dianggap penyebab bencana, nama SBY bisa juga disambung-sambungin ke hal-hal yang negatif. Misal, nama Susilo itu berasal dari dua suku kata, yaitu Susi dan Lo. Jadi wajar kalau pemerintahan SBY nggak tegas. Nama presidennya aja nama cewe, apatah di tambah Lo: kata yang suka dipake bencong waktu ngakhirin kalimat. (Terus kalo ditambah-tambahin lagi) Kan, nama Bambang itu sering dijadiin joke-an ama pelawak yang udah jauh-jauh hari in memoriam. Jadi wajar dong, kalau presiden lu-lu pada, kagak punya wibawa. Di Republik Mimpi aja dia jadi objek guyonan. Begitulah (mengenai Yudyono pikirin sendiri)

Sebagian besar lain penduduk negeri ini bilang, kalo malapetaka terjadi karena alam marah sama manusia. Wow, emangnya alam itu pernah diajak bicara dan pernah bilang kalau “Hei manusia gokil! Manusia begajul! Gua kesal ma lo! Lu lu pada ngomong cabul kayak si Baon! Sekarang gua mau marah lagi sembur lu pake mencret!” Nah, hasilnya alam mencretin kita pake lumpur Lapindo.

Walah-walah! Its oke ngejawab bencana kayak gitu, karena memang mereka yang bilang kalau alam marah, awalnya ngeliat kaidah kausalitas bahwa kalau banyak penebangan hutan dilakuin maka banjir bandang bakalan terjadi dsb. Oke dengan kaidah kausalitas, bajir di Jakarta itu logis. Gimana dengan malapetaka laen semisal Tsunami? Gempa? Apa salah kita? Apa yang udah kita lakuin sampe alam murka segala? Itulah

Mengenai banyaknya malapetaka, lainnya lagi bilang penyebabnya karena pemerintah ogah ngelaksanain syariat Islam. Malapetaka yang kita alami itu kebanyakannya azab!
Kalau emang azab, kenapa riwayat azab Allah untuk orang Belanda lebih rendah dengan riwayat azab yang terjadi dengan penduduk negara ini yang rata-rata muslim? Kenapa Belanda yang ngizinin nikah cowok yang suka “tubles-tublesan” itu jarang kena malapetaka? Kenapa Belanda yang kehidupan seksnya buas itu kok nggak kena Tsunami? Kenapa negara yang dulu pernah jadi salah satu dedengkot kolonialisme kapitalisme itu, taun ini gak kena gempa bumi? Kenapa Jarang kena malapetaka transportasi yang bertubi-tubi? Apa dengan syariat Islam malapetaka gk bakalan ada?!

Kayaknya naif banget, kalau pada mikir, dengan syariat Islam, Indonesia nggak bakalan kena malapetaka. Dan memang, yang bakal jawab seperti itu kemungkinannya cuman satu berbanding duaratus juta penduduk Indonesia.

Sebagian besar orang yang nganggap malapetaka terjadi karena tidak diterapkannya syariat Islam, percaya bahwa malapetaka bisa saja terjadi. Cuma aja, kalau ada malapetaka yang terjadi bukanlah azab, melainkan ujian atau musibah untuk kalangan orang beriman.

Itu kata sebagian orang. Kalau kata saya? Saya sih pro plus support penegakan syariat Islam kayak si Divan kucrut, tapi tetep aja saya nggak mau nafsirin kehendak Tuhan. Nafsirin kehendak Allah, kecuali lewat satu-satunya sarana yang memang bisa dilihat secara kasat mata (teks Quran dan Hadist) yang bukan praduga belaka (Misal: bahwa malapetaka yang terjadi sama kaumnya nabi Luth, kaumnya nabi Nuh itu dikarenakan azab)
Mengenai malapetaka yang terjadi saat ini?

Hm, tauk ah! Malapetaka ataw bencana yang bertubi-tubi “nge-jab” kita kayak Chris Jhon waktu mukulin si Rojas, bisa jadi ujian, bisa jadi juga azab! Bisa jadi juga, lubangnya lumpur Lapindo awal dari kehancuran planet bumi! Mungkin black hole!
Lha kenapa kemaren Muse nggak konser disana ya?

0 komentar:

be responsible with your comment