Eyang Subur *

Posted: Selasa, 09 April 2013 by Divan Semesta in
0

Dialog aneh. Ini benar-benar aneh.

Seorang asisten kepala daerah yang kasus-kasus di daerahnya pernah dibicarakan dunia internasional, menceritakan banyak hal ke saya.

"Pernah ane ke panti pijat. Luar biasa itu perempuan-perempuannya. Waktu kita kesana di suruh pilih cewek-cewek ky milih ikan di akuarium."

Di atas kereta saya menyambarnya. "Lagian nt ngapain kesana, jangan-jangan emang mau maen cewek ya?"

"Nggak.... nggak lah. Temen-temen ane itu. Mereka emang mau maen cewek. Kalau ane sekedar tau aja ya.Kalau ane sebenernya ditawarin juga. Cuma ane gak mau. Ane kesana cuma mau dipijit. Badan ane pegel. Ane bilang ke induk semang disana, kalau badan ane pegel. Ane cuma mau dipijit doang. Eh, ane dikasih ibu-ibu badannya gede, lebih gede kaya badan ane."

"Wah ada-ada aja." Saya nggak ngejar dia dengan bertanya kok mau aja dipijit ma ibu-ibu. Biar ibu-ibu juga ya bukan mahram, jadi aneh aja nt jenggotnya panjang segitu tapi gak malu apa, minta dipijit sama orang yang bukan mahram. "Trus nt ngapain lagi setelah itu?" tanya saya.

"Ane pulang aja ah. Masuk ke hotel. Tidur. Dari pada ikut-ikutan di tempat gak jelas gitu." Dan temen saya ketawa. "Tau gak Van?"

"Apa."

"Masa temen-temen ane, pas udah selesai dari panti pijat datang ke ane."

"Ngapain?"

"Minjem duit."

"Minjem duit?"

"Trus nt kasih?"

"Iya, gesek ATM."

"Lho kenapa dikasih, kenapa dipinjemin?"

"Kan mereka gak punya duit." dia mikir. "Ane nggak ngapa-ngapain. Untung ane waktu itu gak ikutan. Beneran." Dia sepertinya mulai kebingungan.

Saya ngegelengin kepala. Lalu saya taruhkan tangan di pundaknya. "Bro-bro... kok ente ini aneh. Gimana nanti kalau di Yaumil Hisab, Allah nanya nt, kenapa nt minjemin uang ke temen-temen untuk ngelakuin maksiat, untuk zinah? Apa jawaban nt ke Allah."

Temen saya itu nge-hang.

Masya Allah sahabat. Teman saya itu dulu, IQ-nya tinggi. Saya yakin logikanya pun bagus. Setau saya di SMA dia pun ikut Rohis dan nilai-nilainya pun bagus di sekolah. Berbanding terbalik dengan saya yang sukanya maen doang.

Sekarang saya menemukannya dalam keadaan seperti itu. Logikanya tidak tertata. Pikirannya tidak terstruktur: ancur. Dalam perjalanan itu (kami bertemu di kereta) jujur menyatakan pernah melakukan korupsi, lalu saya mencecarnya. Dia pun membeberkan bahwa dia tengah melakukan bisnis. Tapi selaku birokrat saya melihat dia memanfaatkan kedudukannya untuk berbisnis.Ada banyak kesalahan berpikir yang dia lakukan. Kehancuran logika yang ia praktikkan.

Yang saya pikirkan saat ini, apa uang-uang yang haram dan syubhat bisa menghancurkan kepintaran dan logika terstruktur seseorang dalam melihat kebenaran.

Saya rasa ya. Logika-logika yang berulangkali saya ajukan adalah logika sangat sederhana, tapi banyak orang melihatnya tidak dengan sederhana. Karena apa? karena kepentingan. Dengan adanya kepentingan, logika sederhana, kebenaran sederhana akan nampak berat untuk dipertimbangkan, untuk dipikirkan.

Masya Allah. Mudah-mudahan kita jauh dari sifat seperti itu ya.

-------------
note : judul sengaja dibuat begitu supaya bisa kedetek google. dan banyak dibaca orang hehe. mudah-mudahan analisa saya benar.

0 komentar:

be responsible with your comment