Kalau Masih Menggunakan FB Jangan Benci Zionis (Prolog Risalah Demokrasi 2)
Posted: Kamis, 11 April 2013 by Divan Semesta in
Demokrasi, hal yang sederhana dalam
memandangnya, tetapi tidak menjadi sederhana jika kita memiliki kepentingan.
Hehe, orang yang mendukung demokrasi pun pasti bisa membalikan statement saya
di atas. Ya sudahlah, bagaimana jika kita fokus untuk menelaahnya satu persatu.
Sebelum kita fokus, mari kita melingker-lingker dulu, meliuk liuk seperti ular
kobra.
Tahukah kamu? Merasakankah kamu jika
saat ini begitu banyak ribut-ribut ekstrem di dunia maya mengenai demokrasi
antara satu partai Islam dengan partai Islam lainnya? Pasti merasa ya.
“Ah kamu pasti ingin menjatuhkan
perjuangan kami yang ada di dalam parlemen, dengan membidik demokrasi!”
Aih aih, jangan ambil kesimpulan dulu.
Coba ditelaah postingan sebelumnya. Bahwa saya tidak menafikan ketika sebuah
partai dakwah masuk ke parlemen, asalkan tentu dengan banyak syarat-syarat. Dan
saya tidak mau membahas syarat itu.
Saya hanya akan fokus ke Demokrasinya.
Beberapa Alasan Dalam Membela
Demokrasi
Banyaknya yang melakukan pembelaan terhadap
Demokrasi saya perhatikan memiliki argumentasi seperti ini:
1.
FB adalah
bagian dari demokrasi dan yang mengambil manfaat dari Demokrasi, seperti bebas
bicara maka tidak boleh mencela/mengkufur-kufurkan Demokrasi. Yang mencela,
munafik!
2.
Orang yang
mencela/mengharamkan Demokrasi, masih menggunakan KTP, membuat SIM, akta nikah
dan lain sebagainya. Munafik!
Intinya jangan bicara Demokrasi itu ide kufur
kalau ternyata masih membuat hal-hal semacam itu.
3.
Demokrasi
bukan agama, tidak ada dalil yang mengharamkannya.
4.
Siapa yang
berhak mendefiniskan demokrasi? Tidak ada.
Saya
tidak akan menjawab secara langsung. Saya hanya akan memberikan sedikit perbandingan.
1.
Seseorang
tidak memperbolehkan untuk menjelekan demokrasi karena saya memakai FB
misalnya.
Pada kenyataannya yang melarang untuk
menjelekan demokrasi sudah dipastikan (ini menilai orang disekeliling sy lho
ya) membenci Zionis. Lantas kenapa kamu menggunakan FB yang si pembuatnya
mendukung Zionis?
Jadi dengan dasar logika seperti itu,
kamu nggak boleh menjelekan Zionis, karena kamu pengguna FB?
(Kalau saya lain lagi, saya
menggunakan FB dan saya akan menjelekan Zionis menggunakan FB)
2.
Jangan
mengatakan Demokrasi itu ide kufur kalau teryata masih membuat KTP, akta dsb.
Begini.... dulu saudara-saudara saya
di partai tertentu mengatakan bahwa rezim suharto adalah rezim yang buruk dan
kemudian ada tuntutan untuk menggulingkannya. Lantas.... bagaimana kalau dimasa
itu ada yang mengatakan:
a.
Kok sebal
dengan Suharto dan sistem otoriternya, tapi kok pake KTP? Padahal KTP itu kan
yang buat aparatnya Mbah Suharto.
b.
Kenapa yang
demo di masa reformasi itu punya SIM dan menikmati SIM, kenapa punya akte
kelahiran dsb. padahal itu dibuat oleh rezim Eyang Suharto yang ingin
digulingkannya?
Harusnya kan rezim Suharto tidak
dicela. Rezim totaliter tidak dicela apalagi dirubuhkan. Tapi ini, dirubuhkan.
c.
Kenapa yang
demo di masa reformasi itu ada yang rumahnya di Perumnas? Padahal itu kan buah
dari kebijakan Suharto. Janganlah bicara Suharto itu rezim jahat kalau masih
tinggal disana.
d.
Kenapa
nikmatin infrastruktur jalan karena itu salah satu keberhasilan repelita, rezim
otoriter suharto? Kenapa nikmatin keamanan. Nah dizaman suharto ini relatif
lebih aman ketimbang zaman sekarang. Penjahat ditembak. Kenapa kamu nikmatin
melimpahnya berlimpahnya hasil bumi. (dimasa suharto sumber daya pangan relatif
aman)
Kemudian partai yang sudah ada di
dalam pemerintahan totalitarian Suharto akan mengatakan
“Kalian ini aneh... janganlah sistem
otoriter ini disalahkan! Toh kalian menikmati sistem otoriter ini dari segi
materialnya. Maka dari itu nikmatilah sistem otoriter ini. Kita bergerak
didalam. Kamu bergabung saja dengan kami. Kita berjuang dari dalam! Hidup PPP!
Mari kita menikmati sistem otoriter! Jangan kebanyakan omong tentang brengsek
dan kufurnya sistem otoriter! Toh kalian menikmati juga! Pergilah dari
indonesia. Cari negara lain! Jangan Munafik!”
Lantas... jika pada saat itu ada yang
mengatakan seperti itu, maka apa yang akan dikatakan oleh pihak yang
menggunakan argumentasi 1, 2 untuk membela Demokrasi?
Kamu belum lahir dan belum berjuang
pada saat itu? oke, tapi saya bertanya pada yang sudah berjuang pada saat itu
dan menggulingkan rezim Suharto? Apakah argumentasi 1 dan 2 itu adalah
argumentasi yang bagus?
Tidak. Itu argumentasi untuk
membungkam, bukan untuk memuaskan.
Mari Kita Perlebar Kasusnya
a.
Salahkan
penduduk Amerika waktu melakukan demo menentang perang Irak dan Afganistan
karena mereka menggunakan KTP Amerika pada saat itu. Menikmati kehidupan yang
tercukupi saat itu? Haruskah mulut mereka bungkam karena mereka tinggal di
negara yang telah memberikan mereka KTP, Akta nikah dan bahkan fasilitas
lainnya?
b.
Salahkah
demontrasi Naturei Karta, komunitas Yahudi yang membenci Zionis ketika mereka
tinggal di Amerika/New York sementara kita tahu bahwa Amerika pendukung
terberat Zionis. Haruslah kita katakan mereka untuk membenci Zionis karena
mereka tinggal di negara pendukung zionis?
c.
Salahkah
Rasulullah ketika mencaci budaya jahiliah Quraisy, kehidupan jahiliah Quraisy
padahal beliau masih sering mengunjungi Kabah. Ya, bangunan pusat/kiblat umat
yang saat itu direnovasi oleh hartawan musyrik yang mendapatkan hartanya dari
budaya jahiliah seperti mengundi, membuat patung dan riba?
d.
Salahkah
Rasulullah mengunjungi Kabah sementara fasilitas atas kabah dan sekelilingnya
itu di atur oleh satu majlis Quraisy yang didalamnya terdapat Abu Sufyan
(ketika masih kafir) dan Abu Jahal?
Nah, logika
dan retorika semacam itu pun bisa diajukan untuk pihak yang pembelaan terhadap
Demokrasi.
"Siapa yang membela
Demokrasi?"
"Lho kalau tidak membela
Demokrasi ya jangan marah, kalau Demokrasi dianggap ide kufur. Kalau tidak
membela, ya woles aja kalau kata anak muda sekarang, selow."
Sahabat, ketika kalian melakukan
pembelaan terhadap Demokrasi seharusnya kalian fokus pada argumentasi ke 3 dan
4 bukan argumentasi 1 & 2.
Adakah dalil yang mengharamkan
demokrasi? Nah dari sini seharusnya kita bisa menelaah lebih dulu detail
definisi tentang Demokrasi.
Nantikan tayangan selanjutnya :)
selamat berdemokrasi bagi yang suka, selamat menjadi rakyat, selamat menjadi tuhan. saya mah ga merasa berhak jd tuhan hehe. mengkhuffurkan demokrasi tidak berarti mengkafirkan orang2 yg berusaha menegakan syariat islam dalam parlemen. dan jika konsisten ingin mengubah sistem dari dalam, mestinya ga marah dunk. sing digebuki iku demokrasine, bukan sampeyan. kalo sampeyan ya tak doakan wae hehe.
sebuah argumentasi yg bagus ^_^