Seorang wanita cantik blasteran Jepang-Ingris memperkenalkan
suatu mode berbusana muslimah yang trendi tanpa harus meninggalkan
kaidah-kaidah syariah Islam. Dia adalah Hana Tajima Simpson.
Hana Tajima memulai profesi sebagai desaigner semenjak berumur 5 tahun. Kedua orang tuanya adalah seniman. Kondisi ini merupakan potensi yang baik bagi Hana kecil untuk mengembangkan bakat seninya.
Pada saat Hana berumur 17 tahun, sekitar 6 tahun lalu, dia memeluk islam. Sebelum mengucap dua kalimat syahadat, Hana adalah seorang pemeluk Kristen. Ia tumbuh di daerah pedesaan di pinggiran Devon yang terletak di sebelah barat daya Inggris. Di tempat tinggalnya itu tidak ada seorang pun warga yang memeluk Islam.Persentuhannya dengan Islam terjadi ketika Hana melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi.
Dalam pandangan Hana saat itu, teman-temannya yang beragama Islam terlihat berbeda. bagi Hana, mereka terlihat menjaga jarak dengan beberapa mahasiswa tertentu. Mereka juga menolak ketika diajak untuk pergi ke pesta malam di sebuah klub. Hana memandang hal itu justru sangat menarik. Terlebih, teman-temannya yang Muslim dianggap sangat menyenangkan saat diajak berdiskusi membahas materi kuliah. Menurut dia, mahasiswa Muslim lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca di perpustakaan ataupun berdiskusi.
Dari teman-teman Muslim itulah, secara perlahan Hana mulai tertarik dengan Islam. Sejak saat itu pula, Hana mulai mempelajari Islam dari sumbernya langsung, yakni Alquran. Dalam Alquran yang dipelajarinya, ia menemukan fakta bahwa ternyata kitab suci umat Islam ini lebih sesuai dengan kondisi saat ini.
“Di dalamnya saya menemukan berbagai referensi seputar isu-isu hak perempuan. Semakin banyak saya membaca, semakin saya menemukan diriku setuju dengan ide-ide yang tertulis di belakangnya dan aku bisa melihat mengapa Islam mewarnai kehidupan mereka,” ungkapnya.
Rasa kagumnya terhadap ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Alquran pada akhirnya membuat Hana memutuskan untuk memeluk Islam.
Hana Tajima memulai profesi sebagai desaigner semenjak berumur 5 tahun. Kedua orang tuanya adalah seniman. Kondisi ini merupakan potensi yang baik bagi Hana kecil untuk mengembangkan bakat seninya.
Pada saat Hana berumur 17 tahun, sekitar 6 tahun lalu, dia memeluk islam. Sebelum mengucap dua kalimat syahadat, Hana adalah seorang pemeluk Kristen. Ia tumbuh di daerah pedesaan di pinggiran Devon yang terletak di sebelah barat daya Inggris. Di tempat tinggalnya itu tidak ada seorang pun warga yang memeluk Islam.Persentuhannya dengan Islam terjadi ketika Hana melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi.
Dalam pandangan Hana saat itu, teman-temannya yang beragama Islam terlihat berbeda. bagi Hana, mereka terlihat menjaga jarak dengan beberapa mahasiswa tertentu. Mereka juga menolak ketika diajak untuk pergi ke pesta malam di sebuah klub. Hana memandang hal itu justru sangat menarik. Terlebih, teman-temannya yang Muslim dianggap sangat menyenangkan saat diajak berdiskusi membahas materi kuliah. Menurut dia, mahasiswa Muslim lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca di perpustakaan ataupun berdiskusi.
Dari teman-teman Muslim itulah, secara perlahan Hana mulai tertarik dengan Islam. Sejak saat itu pula, Hana mulai mempelajari Islam dari sumbernya langsung, yakni Alquran. Dalam Alquran yang dipelajarinya, ia menemukan fakta bahwa ternyata kitab suci umat Islam ini lebih sesuai dengan kondisi saat ini.
“Di dalamnya saya menemukan berbagai referensi seputar isu-isu hak perempuan. Semakin banyak saya membaca, semakin saya menemukan diriku setuju dengan ide-ide yang tertulis di belakangnya dan aku bisa melihat mengapa Islam mewarnai kehidupan mereka,” ungkapnya.
Rasa kagumnya terhadap ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Alquran pada akhirnya membuat Hana memutuskan untuk memeluk Islam.
Tak semua Muslimah tergerak untuk menutup auratnya dengan mengenakan jilbab. Namun bagi Hana Tajima, jilbab adalah identitas seorang Muslimah. “Saya mulai mengenakan jilbab pada hari yang sama di saat saya mengucapkan dua kalimat syahadat. Ini merupakan cara yang terbaik untuk membedakan kehidupan saya di masa lalu dengan kehidupan di masa depan,” paparnya seperti dikutip darihijabscarf.blogspot.com
Keputusannya untuk mengenakan jilbab kontan memancing reaksi beragam dari orang-orang di sekitarnya, terutama teman dekatnya. Sebelum mengenakan jilbab, Hana paham betul dengan semua konotasi negatif yang disematkan kepada orang-orang berjilbab.
Dalam blog pribadinya Hana mengakui bahwa menjadi seorang Muslimah di sebuah negara Barat dapat sedikit menakutkan, terutama ketika para mata di sekitarnya menatap dengan tatapan aneh.
"Being a Muslimah in a western country can be a bit daunting especially when it comes to the stares!" Ungkap dia. (-Menjadi Muslimah di negara barat cukup menakutkan terutama ketika kita terlihat di muka umum)
Maklum saja, di negara-negara Barat, sebagian penduduknya telah terjangkit Islamofobia. Tak sedikit, Muslimah yang mengalami diskriminasi dan pelecehan saat mengenakan jilbab. Bahkan, di Jerman beberapa waktu lalu, seorang Muslimah dibunuh di pengadilan karena mempertahankan jilbab yang dikenakannya. (Berita mengenai ini salah satunya bisa dilihat di sini)
Peristiwa-peristiwa semacam ini tentunya menjadi teror bagi setiap kaum muslimah yang ingin mengenakan jilbab. Hal inilah yang menjadi salah satu motivasi bagi Hana Tajima untuk bisa memberikan kontribusi demi memotivasi kaum muslimah.
“I wanted to create something that would help Muslimah’s everywhere keep motivated.” ujar Hana. - (Saya ingin membuat sesuatu yang akan membantu setiap muslimah dimanapun termotivasi)
Kini, label "Maysaa" yang dibawanya telah dilepas ke pasar dunia dan mendapat apresiasi positif. Bukan hanya dari kalangan Muslimah sendiri, namun juga dari kalangan di luar Islam. Hana dan "Maysaa"-nya telah menjadi ikon busana muslimah di seluruh dunia.
Pada tonguechic.com Hana berpesan kepada seluruh kaum muslimah, "Don't get caught up in what looks good on other people, just to fit in. You have to find something you're comfortable with, a look that expresses your personality."
(-jangan terjebak pada apa yang menurut pandangan orang
bagus, dan kemudian menyusuaikan dirimu terhadap pandangan tersebut. Kamu harus
menemukan suatu cara berpenampilan yang membuatmu nyaman, yang mengekspresikan
kepribadianmu).
Kepribadian seorang Muslimah dapat dilihat dari cara dia berbusana yang sesuai dengan syariah Islam, yaitu dengan mengenakan jilbab. Seorang Muslimah yang beriman tentunya akan merasa nyaman apabila dia menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. (di samun dari blog orang)
Kepribadian seorang Muslimah dapat dilihat dari cara dia berbusana yang sesuai dengan syariah Islam, yaitu dengan mengenakan jilbab. Seorang Muslimah yang beriman tentunya akan merasa nyaman apabila dia menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. (di samun dari blog orang)
Note:
Pemahaman jilbab Hana Tajima masih
belum sempurna, tapi ketika kita melihat bagaimana perpindahan keyakinan
lamanya menuju Islam, tentu kita bisa memahami wanita muslimah yang satu
ini.
Semoga Allah Jalla Wa Azza memberikan perempuan mualaf ini hidayah untuk segera memakai jilbab / hijab / kerudung yang syar'i yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah.
BalasHapusYang wajib di gunakan perempuan adalah jilbab yang syar'i. dan tidak semua jilbab syar'i. justru kebanyakan jilbab2 sekarang jauh dari kata syar'i dan dekat dengan kata 'modis'. Wallahu A'lam
BalasHapusSubhanallah. Keren banget. Serasa menggemakan pergerakan teman-teman di Hijabers Community. Hahaaa
BalasHapusnote: saya bisa memahami kalo kang divan naksir hana ;p
BalasHapusSubhanallah hana hajima luar biasa prinsip hidupnya udah berubah berkat kedatangan hidayah Islam.
BalasHapus