Begini,
waktu itu pagi-pagi kami berencana survei silaturahmi geng. Ya, sebuah geng,
anggap saja secret society, karenanya saya tidak mau sebutukan itu nama gengnya
geng apa. Setelah survei kami berencana untuk pergi ke sebuah gigs, Puncak Rock
Revolution, band kami mau manggung disana.
Nah karena
tujuan kami sesungguhnya bukan band itu sendiri, maka dalam rangka tujuan yang
sesungguhnya lah kami memfoto copy zine yang kami buat. 50 eksemplar. Harganya
murah ternyata kalau di Pakuan. Sekitar satu bulan yang lalu, saya pernah photo
copy di bantar kemang satu zine jatuhnya 2500 nah sekarang Cuma 800. Beda jauh.
Saya tersenyum-senyum. Wah wah.
Nah,
sambil photo copy zine, saya juga minta difotokopiin lambang illuminati. Disini
lucunya.
Itu si
tukang photo copy, semenjak saya mengeluarkan gambar itu sepertinya pengen
ngajak ngobrol. Sepertinya dia penasaran. Hehe, da emang penasaran atuh karena
dia akhirnya gak tahan untuk nanya.
“Om,”
tegur dia. “emang itu majalah apa sih Om?”
“Baca
aja atuh,” kata saya sambil menyodorkan zine A-M.”Buat ente satu nih!”
Dia
buka itu zine. Tapi kayaknya nggak begitu konsen. Trus dia nanya lagi. “Emang
ini tentang band Om ya?”
“Iya,
tapi isinya bukan tentang band kita. Tentang band-band yang ngaco.”
“Oh,
emang band ngaco itu mau digimanain Om?”
“Ya,
dimusuhin atuh.”
“Emang
Om musuhan sama-saiapa?”
“Ya
sama band-band yang kita bahas di situ,” tunjuk saya ke zine.
“Oh,
kalau ini temen Om ya?” dia nunjuk logo illuminati. “Mu di potokopi berapa Om?”
“Nggak,
itu mau di robek pas acara di Puncak!”
“Hah?
Dirobek? Jadi Om musuhan sama itu?”
“Iyalah!”
“Saya
sangka Om penyembah Dajjal!”
Saya
ketawa. Dan kata-kata itu sangat kuat.
“Saya
sangka Om penyembah Dajjal!”
“Saya
sangka Om penyembah Dajjal!”
“Saya
sangka Om penyembah Dajjal!”
“Saya
sangka Om penyembah Dajjal!”
“Saya
sangka Om penyembah Dajjal!”
“Saya
sangka Om penyembah Dajjal!”
“Saya
sangka Om penyembah Dajjal!”
Sampe
teringiang-ngiang.
Masya
Allah, berarti udah banyak yang tau ya kalau Illuminati itu penyembah Dajjal.
Subhanallah. Kalau banyak yang tau, banyak yang sebal tinggal diarahkan saja.
Ya,
ya ini sepertinya sama juga dengan masyarakat yang tahu bahwa pemerintahan ini
banyak diisi orang-orang yang otaknya busuk (haduh gini bahasanya ya).
Jadi
nggak usah dipanas-panasin juga masyarakat sebenernya dah panas. Tinggal kita
aja ngarahinnya.
Pertanyaannya,
apakah kita sudah ikut andil untuk mengarahkannya?
Atau kita cuma jadi
penontong doang? Yah, kasian amat kalau penonton doang. Bisanya komentar aja.
Emangnya
perubahan sosial itu sama kaya nonton bola, nonton orang maen karambol. Emah perubahan sosial itu nonton lenong?
Haha lucu
aja kamu mah.
Dan sungguh sangat lucu sekali adalah ... pas saya liat tulisan
saya dari atas sampe selesai kok asaan be-u-te-u-te alias butut haha.
Mohon dimaklumi :D
Sik asik.. nulis lagi euys.. :)
BalasHapusSik asik sik asik! soy asoy aja ya :D
BalasHapus