Cangkemanmu Kekal Abadi

Posted: Jumat, 10 Desember 2010 by Divan Semesta in
5

"Rasah Cangkeman.. Sobek..Sobek!!!" (Jangan banyak omong, ta' sobek-sobek).Begitulah tulisan di stiker yang tertempel di papan pesan meja kerjaku. Ungkapan yang sempat dipopulerkan oleh Tukul Arwana. Tulisan itu langsung saja terasa pas, ketika membaca kutipan Andi Mallarangeng yang benar-benar menyakiti bukan hanya korban Merapi, tapi juga rakyat Indonesia.

Saya lihat mereka itu sudah cukup sebenarnya, makan sudah siapkan dan MCK sudah ada. Mereka ini tinggal menunggu bunyi klenteng-klenteng lalu sarapan, klenteng-klenteng lalu makan siang dan klenteng-klenteng lalu makan malam," kata Andi Mallarangeng di Gedung Agung, Jl Malioboro, Yogyakarta, Minggu. Sumber DetikNews

Sebelumnya ketua DPR alias Dewan Perwakilan Rakyat, Marzuki Ali yang asal cangkeman terhadap korban tsunami Mentawai:

"Mentawai itu kan pulau. Jauh itu. Pulau kesapu dengan tsunami, ombak besar, konsekuensi kita tinggal di pulaulah," kata Marzuki di Gedung DPR, demikian dikutip Kompas Online.

Sedangkan di Detikcon dikutip: "Kalau tahu berisiko pindah sajalah," imbuhnya. "Kalau rentan dengan tsunami dicarikanlah tempat. Banyak kok di daratan."

Menyedihkan sekali bahwa orang-orang yang dipercaya menjadi pejabat publik, melontarkan pernyataan-pertanyaan yang asal mangap tanpa rasa empati sedikitmu. Banyak orang marah dan bertanya: "kemana hati nurani para pejabat ini?"

Iya kemana ya perginya? mungkin nurani itu sudah lama terkubur dalam-dalam bersama semua kotoran yang masuk lewat mulutnya selama ini. Jangan dikira, makanan yang dibeli dari uang hasil korupsi, mengambil hak rakyat, biar keliatannya bersih tapi sesungguhnya mengandung sumber penyakit yang paling mematian jiwa dan nurani. Makanya omongan yang keluar dari mulutnya cerminan dari nuraninya yang udah mati.

Jika bisa memilih, siapa yang mau tinggal di pulau terpencil di tengah samudra, hidup dalam pilihan yang sedikit (seperti halnya Komunitas Adat Terpencil lainnya). Meski hidup mengajarkan untuk berterima. Masyarakat Mentawai hidup dalam berterima. Keterbatasan bukan alasan untuk tidak berterima. Meski harus bertahan dari koyakan keserakahan dan pikiran-pikiran kotor para pejabat publik, toh kearifan lokal dan sikap mengahargai semesta masih bisa mereka pertahankan. Tidak semudah berkata kotor, menyuruh mereka pindah. Itu sama artinya menyuruh mereka membalikkan hidup dan memberi alasan para pejabat publik untuk melepaskan diri dari tanggung jawab mereka. Siapa pula yang mau tinggal dalam ketidak pastian di pengungsian? Tidak semudah membunyikan klenengan lalu semua menjadi baik-baik saja.

Bahkan orang yang semestinya paling paham apa arti komunikasi alias mentri komunikasi dan informasi, Tifatul Sembiring, mestinya lebih bijak mengeluarkan pernyataan-pertanyaannya lewat twitternya itu. Sehingga tidak mempermalukan diri sendiri di media massa internasional akibat komentar yang ga penting banget itu mengenai Michael Obama. Entah jika Tifatul bermaksud mencatat sejarah sebagai pejabat paling banyak ngomong ga mutu dan membuat departemen yang dipimpinnya menjadi kementrian Miskomunikasi dan Disinformasi.

***

Rasanya para pejabat ini ga paham, bahwa dijaman internet ini hukum kekekalan energi berlaku:

"Statement bisa diciptakan dan dikatakan tapi tidak pernah bisa dimusnahkan"

Semua pernyataan-pernyataan politik yang bodoh dan memalukan itu tidak akan pernah bisa dihapus. Pernahkan mereka membayangkan, cucu mereka kelak meng-googling nama kakek mereka dan menemukan arsip dari pernyataan-pernyataan bodoh di masa lalu. Mungkin kelak, jika twitter bersedia arsip mereka masuk ke dalam daftar salah satu pencarian di google, ketika orang mengetik nama Tifatul Sembiring yang muncul adalah omongan-omongannya yang ga sungguh tidak penting. Para pejabat negara itu mungkin tidak menyadari, bahwa sekarang ini bukanlah zaman dimana semua pernyataan dan publikasi buruk tentang mereka bisa dengan mudah dihapus dari jagat internet. Tidak akan pernah. Kecuali terjadi suatu hari nanti, koneksi internet musnah dari muka bumi.

Ironis ya, biasanya orang justru ingin menorehkan catatan yang baik tentang sejarah hidupnya, apalagi jika dia pernah menjadi penguasa. Pastinya ingin dikenang sebagai penguasa yang baik. Sayangnya, para pejabat bodoh ini tidak menyadari bahwa google sesungguhnya sedang membantu tugas malaikat pencatat kebaikan dan keburukan, Raqib dan Atid, sehingga sepak terjang kehidupan kita selama terunggah ke dunia maya, bisa dengan 'catatan' itu diakses oleh siapa saja.

Jadi, mengutip nasehat Sergey Brin, genius yang menciptakan google: "berhati-hatilah dan pikirkanlah dengan baik-baik sebelum kau mengunggah sesuatu ke dunia maya, karena kamu tidak pernah tau apa yang akan terjadi dengan unggahanmu itu di kemudian hari.." Maka pikirkanlah itu wahai para pejabat sebelum cangkemmu kau biarkan asal mangap. (Tarlen H.)

Cangkem: mulut
Cangkeman: omongan

5 komentar:

  1. Anonim says:

    Setuju...
    Kalo saya tetanggan sama SBY, saya akan mengusulkan Tifatul Sembiring, menteri yang pertama kali di-reshuffle.

    Sedih, TFT dikenal karena OOT dan miskomunikasi bukan karena kegigihannya menutup situs2 porno dan hal2 kebaikan lainnya.

    hasan abadi kamil

  1. Kemaren, hari rabu lalu saya baru denger omongan Thufail Al Ghifari yang cukup mencerahkan.

    Sy pikir, sy pun harus berada di barisan Tifatul karena beliau muslim juga. Masuknya beliau ke parlemen bukan dalam rangka membenarkan sistem, tapi melakukan transformasi. Al Warra dan Al Barra saya (melihat beliau sebagai seorang muslim) maen di daerah itu.

    Salah sih iya. Tapi beliau punya banyak andil dalam menutup situs porno dan beberapa kebijakan baik lainnya.

    Seseorang bilang, dengan melihat 98 batub bata kebaikan yang ada, kita bisa memaafkan 2 batu-bata kesalahan yang tersisa. Sehingga kita bisa fair melihat sebuah dinding.

    Adakalanya sebuah dinding harus dihancurkan adakalanya, tidak.

    Ini artinya, saya memahami bahwa manusia, muslim sekaliber apapun memiliki banyak kesalahan. dan tentu saja begitu banyak kebaikan.

    Dan secara pribadi konteks tulisan ini bukan untuk vis a vis dengan Tifatul sembiring. Sebenarnya tulisan ini lebih banyak menyindir sy pribadi :).

    Jazakallah kang Hasan :)

  1. saya jadi kepikiran cucu-cucu saya kelak. kalau saja kakek saya memberikan peninggalan kepada saya tentang suatu buku yang berguna tentu saya ada perasaan yang berbeda..saya jadi kepingin terus mencet keybord buat ngabungin kata pek dibaca ma anak cucu kelak... biar gak kalah ama ne anak : http://www.youtube.com/watch?v=bYBWvOsXJyE

  1. Fajar212 says:

    ...Dan Abadilah Cendera Jiwa. bila Al Fatih dikenang karena kegigihannya membebaskan Konstantinopel. bila Umar bin Abdul Aziz dikenang karena keadilannya dalam memimpin. bila Imam Syafii dan Al Ghazali dikenang karena Al Umm dan Ihya' Ulumuddin. entah dg apa anak cucu kita nanti mengenang para penguasa negeri ini. tapi yg lebih penting adalah apa yg kita wariskan untuk mereka

be responsible with your comment